
YOGYAKARTA - Suasana di Titik Nol Kilometer Yogyakarta tampak berbeda dari hari-hari biasa.
Sambil menunggu waktu berbuka puasa, ratusan warga Yogyakarta, baik yang sedang ngabuburit maupun wisatawan lokal dan mancanegara, merasakan keceriaan yang dibawa oleh sekelompok mahasiswa Papua.
Dalam kegiatan bertajuk "Harmoni Dalam Keberagaman 'My Homies' 2025, " pada Minggu sore 23 Maret 2025, mereka membagikan takjil kepada masyarakat di sekitar kawasan tersebut.
Keberagaman bukanlah sekadar kata, tetapi nilai yang hidup di dalam setiap aksi komunitas mahasiswa Papua yang tergabung dalam berbagai paguyuban di Yogyakarta.
Kegiatan berbagi takjil ini adalah bagian dari upaya mereka untuk mewujudkan kerukunan antarumat beragama serta menciptakan suasana harmonis di tengah masyarakat yang beragam.
Momen Berbagi Yang Penuh Toleransi
Tak hanya bagi-bagi takjil, kegiatan ini juga menampilkan pertunjukan seni budaya Papua.
Musik dan tarian khas Papua mengisi jalanan yang ramai, menghibur warga yang tengah menunggu waktu berbuka puasa.
Aktivitas ini juga menampilkan pesan penting mengenai toleransi dan persatuan dalam perbedaan.
Koordinator Komunitas My Homies Demian mengungkapkan, tujuan utama kegiatan ini adalah untuk berbagi kebahagiaan di bulan Ramadan.
"Kami ingin menunjukkan bahwa meskipun kami berasal dari berbagai suku, agama, dan daerah di Papua, kami bisa bersatu dan berbagi dengan masyarakat Yogyakarta, " ujarnya.
Paket takjil yang dibagikan tidak hanya untuk pengendara yang terburu-buru pulang, tetapi juga bagi siapa saja yang sedang menikmati suasana ngabuburit di kawasan Malioboro.
Tidak ada diskriminasi, hanya kebersamaan dan senyum tulus dari para mahasiswa yang dengan penuh semangat tampak begitu gembira membantu sesama.
Saling Menghargai di Tengah Keragaman
Para pengemudi yang berhenti di lampu merah dan warga yang sedang bersantai pun terlihat antusias menerima paket takjil yang dibagikan.
Kegiatan ini menunjukkan bahwa keberagaman tidak harus menjadi pembatas, tetapi justru menjadi jembatan yang mempererat hubungan antarwarga.
Harapan mereka adalah agar masyarakat Yogyakarta, terutama yang berasal dari Papua, dapat diterima dengan baik dan tercipta suasana yang damai dan penuh toleransi.
Dukungan dari Masyarakat Yogyakarta
Kegiatan ini juga mendapatkan sambutan positif dari berbagai pihak, menurut mereka kegiatan ini memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat dan merupakan langkah positif yang mencerminkan kerukunan antarumat beragama dan hubungan yang harmonis antara mahasiswa Papua dengan warga Yogyakarta.
Demian menyampaikan harapan bersama para mahasiswa Papua yang terlibat dalam kegiatan ini, yaitu agar semakin terwujud toleransi keberagaman dalam kehidupan sehari-hari di Yogyakarta.
"Dari aksi berbagi ini, yang sederhana namun penuh makna, tampak jelas bahwa semangat persatuan dan kebersamaan selalu hidup, meskipun dalam keberagaman yang kita miliki, " ungkapnya.
Kegiatan ini diinisiasi oleh mahasiswa Papua lintas daerah, suku dan agama yang tergabung dalam komunitas My Homies, sanggar seni musik dan tari mahasiswa dari Papua.
Kegiatan ini juga didukung oleh Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Raja Ampat (Ipmaram), Paguyuban Keluarga Mahasiswa Fakfak Papua (FKMFP), Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Teluk Bintuni (IPMA-TB), Barisan Mahasiswa Kaimana (Bamana) dan Komunitas musik Reggae DED And Friends.